Senin, 07 April 2008

rosolusi baru di tahun baru

Lima...empat...tiga...dua...satu... “SELAMAT TAHUN BARU...”

Ya, itulah yang semua orang katakan di penghujung tahun 2007 lalu. Menghitung mundur angka untuk membuka waktu di tahun yang baru, tahun kabisat.

Tahun baru. Entah apanya yang baru. Toh kita akan melewatkan hari-hari seperti tahun-tahun yang telah lalu. Melewati hari yang terdiri dari 24 jam, melewati minggu terdiri dari tujuh hari, melewati bulan yang terdiri dari empat minggu, dan melewati tahun yang terdiri dari 12 bulan. Memang hanya perputaran waktu seperti itu yang akan kita lalui seumur hidup. Yang penting dan yang baru di tahun ini bukanlah bagaimana angka 7 di tahun 2007 berubah menjadi angka 8 di tahun 2008, tapi bagaimana penambahan kualitas diri kita agar waktu tidak hanya sekedar berlalu.

Setelah melalui 365 hari di tahun 2007, tibalah kita di bulan Januari di tahun 2008. kata ‘Januari’ diambil dari kata “Janus”, dewa bangsa Romawi Kuno yang merupakan dewa pintu dan awal dari segalanya. Ia berwajah dua, satu wajah menghadap ke belakang melambangkan masa lalu, sedangkan yang lainnya menghadap ke depan melambangkan masa depan. Bila dewa Janus memiliki dua wajah, kita yang hanya memiliki satu wajah ini harus menetapkan arah wajah kita. Ke depan atau ke belakang? Tentu ke depan karena wajah kita memang menghadap ke depan. Di depan, 366 hari tengah menunggu untuk kita isi dengan berbagai inovasi, kreasi, semangat baru, dan resolusi baru. Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan segala sesuatu yang selama ini hanya menjadi ilusi dan ilustrasi dalam imajinasi menjadi nyata dan ada. (GO)


(diterbitkan dalam buletin bulanan KMK Sacrafamilia UNJ)

Tidak ada komentar: